BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hingga saat
ini Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar berbasis fosil sebagai sumber energi. Data yang didapat
dari Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral menunjukkan bahwa dengan
persediaan minyak mentah di Indonesia yaitu sekitar
9 milyar barrel
dan dengan laju
produksi rata-rata 500
juta barrel per tahun, persediaan
tersebut akan habis
dalam 18 tahun.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan
memenuhi persyaratan lingkungan global, satu-satunya cara
adalah dengan pengembangan
bahan bakar alternatif
ramah lingkungan.
Pemilihan biodiesel sebagai bahan
bakar alternatif berbasis pada ketersediaan bahan
baku. Minyak rapeseed
adalah bahan baku
untuk biodiesel di
Jerman dan kedelai
adalah bahan baku
biodiesel di Amerika.
Sedangkan bahan baku
yang digunakan di
Indonesia adalah minyak
kelapa sawit atau
crude palm oil (CPO).
Bahan baku biodiesel diatas belum
kompetitif dan efisien bila di diproduksi
menjadi biodiesel.
Mikroalga sebagai
bahan baku biodiesel
lebih kompetitif dan
efisien dibandingkan dengan
bahan baku lainnya
diatas. Sebagai perbandingan,
mikroalga (mengandung 30
persen minyak) seluas
1 hektar dapat
menghasilkan biodiesel 58.700 liter per tahun sedangkan kelapa sawit menghasilkan 5.900 liter biodiesel per tahun.
Mikroalga juga bukan
merupakan bahan konsumsi
pokok harian dan budidayanya tidak
memerlukan waktu yang
lama. Selain itu,
Indonesia berpotensi menjadi produsen terbesar alga di dunia.
(Sumber : Potensi Pengembangan
Biodiesel Di Indonesia, Majari Magazine) Kebutuhan biodiesel
indonesia terus meningkat
tiap tahunnya. Peningkatan kebutuhan biodiesel Indonesia tiap tahun dan
proyeksi kebutuhan biodiesel indonesia hingga
tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Kebutuhan Tiap Tahun dan Proyeksi
Kebutuhan Biodiesel No. Tahun Kebutuhan Biodiesel (juta kiloliter) 1 2005 2
2006 0, 3 2007
0, 4 2008 1, 5
2009 1, 6 2010
1, 7 2011 1, 8
2012 1, 9 201 2,
10 2014
2, (Sumber : Handbook Of Energy and Economic Statistis Of Indonesia,
ESDM, 2007, diolah) Oleh karena
itu, pembangunan industri
biodiesel berbahan baku
mikroalga sangat cocok dan
ideal bila didirikan
di Indonesia dalam
memenuhi permintaan dalam negeri dan permintaan dunia akan
biodiesel.
1.2 Perumusan Masalah Industri
biodiesel dari dalam
negeri diperkirakan tidak
bisa berkembang karena harga bahan baku yaitu CPO dipasar
internasional meningkat drastis sehingga produksi
biodiesel berbahan baku
CPO tidak ekonomis.
Sehingga Indonesia tidak mampu memenuhi
permintaan biodiesel dalam
negeri dan permintaan
dunia yang terus
meningkat. Akibatnya, biodiesel
yang merupakan bahan
baku alternatif yang ramah lingkungan
tidak berkembang sehingga
Indonesia dan dunia
masih harus bergantung pada bahan
bakar bumi sebagai penghasil energi.
Maka salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
mendirikan pabrik biodiesel di Indonesia dengan bahan baku yang murah yaitu mikroalga.
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik Tujuan dari
Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Biodiesel dari
mikroalga adalah : 1. Untuk
menerapkan pengetahuan ilmu
teknik kimia yang telah
diterima di Departemen
Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera
Utara, khsnya dimensi alat,
desain proses, dan kelayakan ekonomi 2. Untuk
membuat biodiesel dari
mikroalga sehingga diharapkan
dengan dibangunnya pabrik
biodiesel dari mikroalga ini akan dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
meningkatkan ekspor biodiesel sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
3. Untuk
menciptakan lapangan kerja
baru sehingga dapat
meningkatkan perekonomian
masyarakat dan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Skripsi Chemical EngineeringPra- Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Dari Mikroalga dengan Kapasitas 2.500.000 TonTahun
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI
Bab I
|
Download
| |
Bab II
|
Download
| |
Bab III - V
|
Download
| |
Daftar Pustaka
|
Download
| |
Lampiran
|
Download
|