Skripsi Agribusiness: ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN SALAK


BAB I PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Salak (Salacca edulis l) merupakan buah tropik asli Indonesia yang banyak  tersebar di seluruh Kepulauan nusantara. Tanaman salak termasuk keluarga  palem-paleman (Arecacear). Ciri khas dari tanaman ini adalah tulang daun atau  pelepahnya yang berdur i tajam. Buah salak yang bertandan muncul daari dalam  pelepah daun. Kulit buah berupa susunan seperti sisik yang membungkus daging  buah. Daging buah salak kebanyakan berwarna putih kusam dan atau kekuningan.

Namun ada juga buah salak yang dagingnya berwarna kemerahan. Jenis buah  salak yang terdapat di daerah Kabupaten Tapanuli Sselatan ini sangat variatif  ditinjau dari produktivitasnya (Disperindag dan UKM,2008).

Sejak tahun 1999, Menteri Pertanian RI telah menetapkan varietas lokal salak  Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi “salak merah” dan “salak putih”, sebagai  dua varietas salak nasional, melengkapi 6 varietas salak unggulkan yang  ditetapkan di Indonesia. Dalam hal ini, maka Dinas Perindustrian Perdagangan  dan Koperasi/UKM Kabupaten Tapanuli Selatan sejak tahun 2006 sampai saat ini  terus berupaya meningkatkan pengolahan buah salak ini menjadi produk yang  dapat meningkatkan nilai tambah, baik dalam membuka lapangan kerja baru,  diversifikasi buah salak, maupun membangun sentra produksi yang disesuaikan  dengan potensi daerah masing-masing.

Dengan didirikannya Sentra Workshop SAlak Agrina di Jl. Psp-Sibolga Km.12  Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Selatan ini, diharapkan   dapat menjadi motor untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk yang  bahan bakunya dari buah salak. Sehingga ke depan terciptalah produk-produk  unggulan yang dapat dipasarkan di dalam negeri maupun Internasional demi  untuk meggairahkan ekonomi masyarakat petani salak khususnya di Kec. Angkola  Barat dan umumnya di Kab. Tapanuli Selatan.

Menurut Penelitian Mardiah pada skripsi dan penelitian dari laboratorium IPB  Bogor bahwa buah salak dapat menjadi makanan diet pengganti nasi karena zat  yang terkandung dalam 100mg buah salak dapat dapat menggantikan fungsi nasi  dalam tubuh manusia karena kandungan gizinya yang cukup lengkap. Adapun  manfaat mengkonsumsi buah salak segar dan salak olahan baik berupa makanan  dan minuman antara lain menurunkan kolesterol dalam tubuh, menurunkan kadar  gula dalam darah, mempertahankan kelembaban kulit, memperkuat struktur tulang  dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (antibodi).

Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa di Kec.

Angko la Barat belum pernah ditemukan penyakit lumpuh layu karena masyarakat  Angkola Barat senantiasa mengkonsumsi buah salak dan rata-rata masyarakat  sanggup mengangkat beban kuat dan tahan berjalan kaki turun naik gunung  karena memiliki struktur tulang yang kuat.

Salah satu buah yang dapat dikonsumsi dalam keadaan segar dan sudah  membusuk adalah buah salak. Buah salak juga dapat dimakan kapan saja, baik  dalam keadaan lapar atau kenyang, maupun pada waktu pagi, siang maupun  malam.

 Maka berdasarkan alasan-alasan ataupun latar belakang di atas, penulis tertarik  untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang roses pengolahan dan nilai tambah  produk dodol salak, kurma salak, keripik salak, dan sirup salak dalam usaha  pengolahan di daerah penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang  didapat antara lain : 1)  Bagaimana proses pembuatan dodol salak, kurma salak, keripik salak dan  sirup salak di daerah penelitian ? 2)  Berapa  nilai tambah yang dihasilkan akibat dari usaha pengolahan salak  sampai menjadi dodol salak, kurma salak, keripik salak dan sirup salak?  3)  Bagaimana perbandingan nilai tambah antara hasil dari usaha pengolahan  salak menjadi dodol salak, kurma salak, keipik salak dan sirup salak.

Download lengkap Versi PDF